MAKALAH ASAS ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini,
saya akan membahas mengenai “Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan”.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Pengantar lingkungan# yang telah yang telah memberikan tugas ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan
guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah
wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………............................i
Daftar
Isi………………………………………………………………..................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..
.....................................1
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………....................................2
1.3 Ruang Lingkup
Masalah…………………………………..............................……… .....2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum................................................3
2.2 Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Menurut Para Ahli.........................................4
2.3 Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan........................................................................4
2.4 Asas – Asas Pengetahuan
Lingkungan.............................................................................6
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………...........................14
3.2
Saran………………………………....………………………….....................................14
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar
Belakang
Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan
lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian,
sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai azas dan
konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan
penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan
untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat
terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus
dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada
pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas
ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada
situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan
pertentangan.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan
sebagai landasan yang kokohdan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model
seperti pada ilmu lingkungan. Untukmenyajikan asas dasar ini dilakukan dengan
mengemukakan kerangka teorinya terlebihdahulu, kemudian setelah dipahami pola
dan organisasi pemikirannya baru dikemukakanfakta-fakta yang mendukung dan
didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnyamerupakan satu kesatuan yang
saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
Secara umum azas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 azas yang
didalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun
populasi, dll.
Lingkungan merupakan tempat untuk melakukan
aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup. Makhluk hidup tidak memungkinkan hidup
sendiri tanpa interaksi dengan lingkungan. Interaksi yang dilakukan terus
menerus mengakibatkan banyak perubahan-perubahan yang mempunyai efek
negatif dan positif pada lingkungan. Permasahan perubahan akan teratasi ketika
makaluk hidup sadar akan pembelajaran mengenai pengetahuan lingkungan.
Pengetahuan lingkungan memiliki banyak pokok pembahasan. Banyaknya pokok
pembahasan dirangkum dalam mata perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan.
Didalam mata perkulliahan untuk pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan
mengenai asas-asas pengetahuan lingkungan.
Asas-asas pengetahuan lingkungan memberikan sebuah
keterangan dimana sangat berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan.
Asas asas memberikan dasar untuk perkembangan ilmu mengenai pemahaman
pengatahuan lingkungan.
2) Maksud
dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui asas-asas pengetahuan lingkungan.
b. Contoh dari masing-masing asas pengetahuan
lingkungan
3) Ruang
Lingkup
Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah
kali ini sebagai berikut:
a. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum
b. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Menurut Para Ahli
c. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
d. Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
1) Ekologi
Secara bahasa, ekologi berasal dari bahasa Yunani (Greek)
yaitu oikos dan logos yang berarti rumah/habitat dan ilmu. Ernst Haeckel
merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ekologi. Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan
sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan
tentang berbagai hal seperti:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies
beradaptasi dalam habitatnya
c. Apa yang diperlukan dari
habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi
materi dan energi
e. Bagaimana mereka
berinteraksi dengan spesies lain
f. Bagaimana individu
dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu
pengertian ekologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang
ekosistem serta bagian bagiannya.
2) Ilmu Lingkungan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan
yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
2.2 Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
Selain definisi umum mengenai pengertian ekologi, ada pula
pengertian ekologi yang dikemukakan menurut para ahli. Pengertian ekologi
menurut definisi para ahli adalah sebagai berikut:
Pengertian Ekologi Menurut Miller (1975) Menurut Miller
tentang pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu
mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta sesamanya dan juga
dengan lingkungannya.
Pengertian Ekologi Menurut Otto Soemarwoto, pengertian
ekologi adalah suatu ilmu mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup
dengan lingkungan sekitarnya.
Pengertian Ekologi Menurut C. Elton, ekologi adalah
suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam atau juga perkehidupan alam dengan secara
ilmiah
Pengertian Ekologi Menurut Resosoedarmo, pengertian
ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungan.
Pengertian Ekologi Menurut Andrewarthaekologi, adalah suatu
ilmu yang membahas penyebaran dan juga kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mengkaji suatu interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan
juga kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi Menurut Eugene P. Odum, ekologi
adalah suatu kajian terstruktur serta fungsi alam, tentang suatu struktur dan
juga interaksi diantara sesama organisme dengan lingkungannya.
2.3 Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara
organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata
Yunani oikos yang berarti habitat danlogos yang berarti ilmu.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya
mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan
percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan sebagi pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya,
atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan
lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan”
organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih
tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai
pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan
bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi
yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah
bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi
pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas,
penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan
kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya
menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi
adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Pengertian akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali
dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian
lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang
yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro
memberikan pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi termasuk
di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat
manusia berada dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup
lainnya (Siahaan, 1987:1). Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang
lingkungan sebagai berikut (Ehrlich, Holdren, 1973:38): “For our purpose,
the environment is the unique skin of soil, water, gaseous, atmosphere, mineral
nutrients, and organisms that covers this otherwise undistinguished planet”.
Pemerintah Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai dengan pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu
diketahui tentang adanya pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola
pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan,
1987:12) membagi lingkungan atas empat macam, yaitu :
Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari
gaya kosmik dan fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak
dan sebagainya
Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat
biotis
Lingkungan Sosial , terdiri dari :
Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil :
peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya
Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan
interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan semua
bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik
Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin
manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari
kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain
Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara
institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat
Tetapi ada juga beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga
macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :
Lingkungan fisik (Physical Environment), yaitu segala
sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar, gedung
dan lainnya
Lingkungan biologis (Biological Environment), yaitu
segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan lainnya
Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu
manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau kepada siapa kita
mengadakan hubungan pergaulan.
2.4 Asas – Asas
Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan lingkungn memeiliki beberapa asas dalam
pengembangannya. Asas- asas tersebut diantaranya yaitu:
ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi
atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum
Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal
sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk
makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini
berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan
terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam
ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun
demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas
tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh
jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi
dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya
pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan
energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan
sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan
secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan,
hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah
sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh
organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat
optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk
kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada
kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya.
Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai
sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme
dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi
semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil
sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap
perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang
berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba
persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada
sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya
cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin
beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi
perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam.
Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb.
dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara
asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak
dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu
yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman
juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya
memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya
beranekaragam dia akan mampu “survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan
manusia untuk mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya
sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan
penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas
maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan
waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan
berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.
Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam
mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum
pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan
atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus).
Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila
persediaan sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan
kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman
dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan
berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk
banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh
pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam
mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum
sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat
ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan
sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi
itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis
sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih
lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk
dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan.
Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan
tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut.
Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan
pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi
terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan
kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu
beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup
yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang
non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi
spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun
abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat
diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih
banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini
mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di
alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola
faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan
sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama
keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah
adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode
yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan,
besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk
semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran
spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan
sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang
sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies
tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang
mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian
terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang
tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif
sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat
berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang
tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson,
bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan
takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai
oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche
tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa
persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda
di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai
nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama
lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan
fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri
atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas.
T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran
energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas
organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan
antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa
dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan
memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi
mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi
dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya
keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah
ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan
keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka
jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk
menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat
diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses
suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab
spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh
stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat
tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas
buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan
hewan.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang
belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi
keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan
keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain,
energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke
arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung
pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi
terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam
ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko
kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya
beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila
pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di
lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan
adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi,
dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah
stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga
ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku
dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan
yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis
anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam
secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap
kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah
strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi
lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum
mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan
dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya
penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian
dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada
komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem
meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka
jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap
terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu
syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang
mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung
pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan
mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat
(banyak)
• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebuah
perbedaan penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari
penelitian dalam disiplin ilmu masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang
lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus penelitian (kajian) mereka pada
populasi yang sangat spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari
rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk memahami bagaimana
populasi berinteraksi, bereproduksi, dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para
ahli ekologi lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung seperti
penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu
kelompok melalui pengamatan yang cermat dan penelitian sejarah. Ekologi
menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu
spesies.
Ahli lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan
lapangan untuk belajar tentang berbagai faktor yang mempengaruhisuatu daerah.
Seperti ekologi, mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku mereka
secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan mempertimbangkan dampak iklim,
proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air ketika menyelidiki ekosistem.
Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan mungkin melakukan penelitian tentang
dampak dari musim kering terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di
suatu daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak
negative yang dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Dan dalam asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita
pelajari karena asas-asas inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki
oleh bumi kita tercinta.
3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita
menjaga dan melestarikan lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari
membuang sampah tidak sembarangan, tidak melakukan hal – hal yang dapat merusak
atau mecemari lingkungan. Karena di dalam suatu lingkungan yang bersih, rapi,
terjaga dan terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di dalamnya pun akan
merasa nyaman.
Daftar Pustaka